Halaman

Rabu, 14 Maret 2012

Budaya Palembang Sumatera Selatan

Sumatera Selatan sudah di diami manusia sejak zaman purbakala. Bukti-bukti sejarah masa lampau itu antara lain berupa situs-situs megalit dalam berbagai bentuk dan ukuran yang dapat disaksikan baik di museum maupun di alam terbuka. Peninggalan kebudayaan megalit itu merupakan hasil kreasi seni pahat para nenek moyang terdiri dari arca-arca batu berbentuk manusia, binatang, menhir, dolmen, punden berundak, kubur batu, lumpang batu, dan sebagainya yang berukuran kecil sampai raksasa.

Bukti-bukti peradaban pada masa 2.500 - 1.000 tahun Sebelum Masehi tidak hanya mengesankan bagi wisatawan asing maupun domestic, tetapi juga para ahli yang acap kali dating melakukan penelitian ilmiah. Di alam terbuka, situs-situs megalit itu sebagian besar terdapat di Kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu dan Muara Enim. Keberadaan benda-benda itu telah melahirkan berbagai legenda dan mitos dikalangan masyarakat Sumatera Selatan. Di antaranya Legenda Si Pahit Lidah yang karena kesaktiannya mampu membuat apapun yang tidak disukainya menjadi batu.

Dalam abad ke-7 -13 Masehi, Sumatera Selatan merupakan pusat kekuatan kerajaan Sriwijaya dan Palembang sebagai Ibukota Kerajaan. Di masa jayanya, Sriwijaya di kenal sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan mengenai agama Buddha di Asia Tenggara. Pada saat itu kerajaan Sriwijaya dengan kekuatan armadanya yang tangguh, selain menguasai jalur perdagangan dan pelayaran atara Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia, yang telah menjadikan daerah ini sentra pertemuan antar bangsa.

Hal ini telah menimbulkan transformasi budaya yang lambat laun berkembang dan membentuk identitas baru lagi di daerah ini. Tranformasi budaya ini terjadi pula dengan masuknya pengaruh Islam, terutama pada saat Sumatera Selatan dibawah kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam sejak awal abad ke-15. Sebagian besar penduduk Sumatera Selatan sendiri sudah menganut agama Islam sebelum Kesultanan Palembang Darussalam berdiri. Beragam faktor yang mempengaruhi sejarah perkembangan masyarakat di Sumatera Selatan itu telah menimbulkan asimilasi di daerah ini, baik dalam tradisi, seni maupun aspek-aspek lain dalam kehidupam.

Indonesiamedia.com

0 komentar:

Posting Komentar